Kiapa Lapis Tidore Itu Dia Enak?

Bikiapa kong kui lapis Tidore ini dia enak?

Tara tau bikapa kong bisa bafikir bagitu. Tapi pertanyaan itu dia muncul saja pas ada makang kui ini.

Pas itu malam-malam. So jam dua lewat. Puru so babunyi kong kita tes cek kulkas. Lia di atas deng bawa ternyata cuman ada dos isi kui dari ba tahlil tadi.

Sebenarnya kita pe kui ni su makang, cuman kebetulan lapar jadi kita rencana mo ambe kui satu saja. Biar jang kantara. Ha, diantara kui-kui itu ada kui lapis tidore. Itu me dia pe lapis sisa dua saja. Satu tu tra tau sapa so makang kamuka.

Tapi kui lapis tidore ini keliatang paleng menarik. Deng kalo kita ambe pasti so tra akang ada yang pusing beso. Dong mangkali tra tau lagi. Makanya kita ser lapis tidore ini.

Kong hubungan deng pertanyaan di atas apa?

Sebenarnya tra ada dia pehubungan. Kita hanya mo kase tau saja. Kalo lapis tidore yang so dinging kanal kulkas tu dia enak. Apalagi kong lapar. Dapa gratis lagi.

Cobaan untuk Mama Muda

Kasian Ibu kucing. Hari ini ia baru saja kehilangan anak-anaknya. Saat tidur pun bahkan terbawa mimpi.

Mungkin dia merasa gagal. Atau dia kesepian. Rindu kali ya? Bisa jadi. Maklum, malam sebelumnya ia masih sibuk menghangatkan anak-anaknya. Ia masih menetek anaknya.

Kesedihannya tergambar jelas di matanya. Meski dia tak dapat bicara. Tapi setiap manusia yang lewat pasti akan berkata sama. Tubuhnya pun lunglai. Padahal untuk seumuran kucing pada umumnya, barangkali ia tergolong mama muda.

Namanya juga ujian. Siapa coba yang tau nasibnya bisa  jadi begini. Sabar ya Bu kucing. Cobaan ini emang berat. Allah sudah atur semuanya. Siapa tau ada balasan yang lebih baik dikemudian hari buat kamu. Yang tabah. Semangat Bu!

Kala Kecoa Tak Lagi Bernapas

Malam itu. Masih segar dalam ingatanku. Saat sosok mahluk kecil bersayap lalu lalang di antara gerak kakiku. Sangat cepat. Iya, emang cuman sebentar. Saat mata ini menyadari keberadaanya.

Aku sendiri pasrah. Sudah sangat pasrah. Tak tau apa yang harus kuperbuat saat itu. Kala kecoa tak lagi bernapas. Ketika kaki tak mampu melihat. Inikah jalan hidup kita?

Memori Singkat Penuh Kesan di Marikapal

Akhir kisah kami, para relawan tim Ekspedisi Nusantara Jaya 2016 Perintis Maluku Utara di Pulau Kasiruta. Negeri di selatan Maluku Utara yang terkenal dengan batu akiknya. (Bagian Terakhir)

Desa Marikapal berbeda dengan Kakupang. Meski daerahnya lebih luas, populasi di sini tidak begitu banyak. Daerah ini juga belum disentuh teknologi komunikasi. Sebab, butuh usaha ekstra agar dapat menelepon.

Namun, pengalaman selama lima hari tinggal - terhitung sejak pertama datang sampai balik ke Pulau Bacan, tak kalah berkesannya. Program yang kami bawa pun berjalan cukup sukses.

Bahkan di malam terakhir di desa, Tim Ekspedisi menyelenggarakan pentas seni. Ini adalah salah satu kegiatan yang paling menyita perhatian masyarakat desa selain lomba cerdas cermat di malam sebelumnya.

Pentas seni di buka dengan arak-arakan obor keliling desa sebagai peringatan hari pahlawan yang bertepatan dengan diadakan pentas seni. Tidak hanya masyarat, kami ikut membaur dan berpartisipasi di pentas seni.

Memori Singkat Penuh Kesan di Marikapal
Suasana pawai obor di malam hari pahlawan di Desa Marikapal. (foto/lng)
Malam pentas seni sekaligus jadi malam perpisahan. Sungguh sebuah memori yang singkat namun sangat berkesan bagi kami di Desa Marikapal.

Pagi hari kita langsung bergegas kembali ke Labuha menggunakan perahu cepat milik warga desa. Tidak sampai 3 jam, perahu sudah sandar di dermaga. Dan bersiap untuk melanjutkan perjalan ke Kota Ternate di malam hari.