Entah apa, belakangan banyak kucing yang suka ribut. Sore dan malam. Kucing yang masih sekomplotan ini pas sekali ribut, jadi sulit dipisahkan. Sayapun menaruh curiga ke seekor jantan. Si kucing yang dari tampangnya kelihatan oke, juga punya badan yang kekar. Selalu terlihat bersih dan berwibawa. Heh, "ini kucing apa manusia? Lupakan!"
Di tempat kejadian perkara, diantara dua betina yang jambak-jambakkan—dalam bahasa manusia bisa diartikan cakar-cakaran—dia selalu hadir. Mungkinkah dia yang memicu dendam diantara para betina? Ya, mungkin saja. Presentasenya lebih besar ketimbang jantan lain dilingkungan ini sebagai pelaku utama. Selain alasan dia selalu hadir ditengah perang urat saraf para betina berbeda. Terduga juga adalah kucing yang paling muda dari semua jantan tersisa.
Tapi dikarenakan belum ada barang bukti yang dapat memojokkannya, saya pun belum berani membawanya ke pengadilan bintang. Meski ada buktipun saya pasti menolak menyeret dia. Sebab ini akan jadi kasus yang sulit dan kompleks. Bukan salah dia juga sih diperebutkan para kucing betina. Terkecuali dialah yang mengharapkan hal itu.
Catatan. Tulisan yang tidak ada sangkutpautnya ini, sengaja ditulis di hari ulang tahun adik saya. Selamat ulang tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar